Kamis, 13 Juni 2013

LAPORAN HASIL OBSERVASI MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
TERKAIT DENGAN E-LEARNING
OLEH :
1.      M.ZAKHRI HARAHAP                      1213011086
2.      SANTHA REBECCA                           1213011106
3.      HARNING KHAIRUNISA                 1213011118
4.      CLAUDIA CINDRY                            12130120
5.      MIRANTI WITRY NOVITA               121301124
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas observasi dan laporan hasil observasi mata kuliah Psikologi Pendidikan terkait dengan system pembelajaran e-learning.
Laporan ini berisikan tentang hasil observasi kami terkait dengan penggunaan system pembelajaran e-learning di sekoah SMA Negeri 1 Medan. Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang bagaimana penerapan e-learning di sekolah tersebut.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
LAPORAN HASIL OBSERVASI
Penjelasan Deskripsi Sekolah dan Perangkatnya
A.    Identitas Sekolah
1.      Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Medan
2.      Alamat Sekolah : Jalan Cik Ditiro NO.1 Medan
3.      Uang Sekolah : Rp. 300.000,- / bulan
4.      Konsep e-learning yang digunakan :
·         Syncron,
·         Offline, dan
·         Online(di laboratorium)
5.      Sejak kapan konsep e-learning digunakan : 2009
B.     Uraian Objektif Observasi
1.      Waktu Dilakukan : pukul 11.00 – 12.00 WIB dan 13.00 – 14.00 WIB
2.      Berapa lama : 120menit terbagi atas dua mata pelajaran dan dua kelas
3.      Pembagian dalam mengamati objek :
·         tiga orang sebagai interviewer dan dua orang sebagai interviewe. Interviewer yaitu Santha Rebecca (12-106) , Claudia C (12-120), Harning Khairunnisa (12-118)
·         satu orang bertugas mengamati proses belajar di dalam kelas dan mencatat hasil observasi, yaitu Miranty Witry ( 12-124) 
·         satu orang bertugas mengambil gambar selama pengamatan, yaitu M.Zakhri Harahap (12-086)
C.     Laporan Hasil Observasi 
       I.            Pendahuluan
Perkembangan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi saat ini sudah sangat berkembang pesat di dunia khususnya di Indonesia. Di dalam kehidupan sehari-hari teknologi merupakan alat yang sangat membantu manusia dalam beraktivitas dan membantu meringankan beban pekerjaan manusia. Dalam semua aspek kehidupan, teknologi sangat berperan pentng dalam kelangsungan hidup manusia seperti Mobil pribadi, Telefon selular, Komputer, Internet dan alat-alat lainnya yang dapat menghubungkan antara satu individu dengan individu lainnya.
Di dalam dunia pendidikan, Teknologi, Informasi, dan Komunikasi sudah sangat berkembang. Salah satu perkembangan TIK di dunia pendidikan adalah konsep pembelajaran e-learning. Konsep pembelajaran e-learning adalah pembelajaran berbasis internet dimana mahasiswa dihadapkan dengan metode pembelajaran yang berbasis Teknologi seperti Laptop, komputer, proyektor, internet, dan sebagainya. Oleh karena itu Teknologi, Informasi, dan Komunikasi sangat diperlukan dan harus diterapkan agar siswa kita mampu untuk bersaing dengan perkembangan dunia saat ini.
    II.            Landasan Teori
Teknologi sangat berperan pentng didalam dunia pendidikan dimana teknologi sangat mempengaruhi proses belajar dan dapat mengembangakn pola pikir manusia dalam memahami perkembangan dunia saat ini. Untuk memahami perkembangan teknologi, kita juga harus memahami faktor-faktor pendukung didalamnya khususnya dalam pembelajaran e-learning ini dimana terdapat metode-metode pendukung pembelajaran e-learning sehari-hari. Berikut ini akan terdapat metode-metode pembelajaran e-learning :
·         Motivasi
Motivasi adalah proses memberikan semangat, arah, kegigihan perilaku artinya suatu perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Motivasi adalah komponen utama dari prinsip psikologi learned-center . motivasi adalah aspek penting dari pengajaran dan pembelajaran. Murid yang tidak mempunyai motivasi tidak akan berusaha keras untuk belajar, sedangkan murid yang bermotivasi tinggi senang ke sekolah dan menyerap proses belajar.
Didalam setiap diri individu terdapat dua motivasi untuk meraih sesuatu yaitu:
1.      Motivasi Ekstrinsik, adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain dimana motivasi ini sangat dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.
2.      Motivasi Intrinsik, adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu hal demi tujuan itu sendiri.
Perspektif psikologis menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda pula. Ada empat perspektif motivasi, yaitu sebagai berikut:
1.      Perspektif Behavioral dimana menekankan imbalan dan hukuman sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid.
2.      Perspektif Humanistis dimana menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka, dan kualitas positif.
3.      Perspektif Kognitif dimana menekankan pemikiran murid dalam memandu motivasi mereka.
4.      Perspektif Sosial dimana menekankan pada motivasi dalam menciptakan hubungan sosial dengan orang lain secara aman.
·         Teori Belajar
Dalam dunia pendidikan menggunakan 4 teori belajar yaitu sebagai berikut :
1.     Behavioral yaitu cara belajar dengan mengamati. Pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati bukan dengan proses mental.
2.     Kognitif yaitu cara belajar dimana terjadinya  proses mental atau berfikir. Dimana didasarin oleh pemikiran gestakt yaitu semua kegiatan belajar menggunakan pemahaman terhadap hubungan-hubungan terutama hubungan antara sebagian dan keseluruhan. Tingkat kejelasan dan keberartian diri apa yang diamati dalam situasi belajar adalah lebih meningkatkan kemampuan belajar seseorang dari pada dengan hukuman dan ganjaran.
3.     Kognitif sosial yaitu proses belajar dimana faktor sosial, kognitif, dan perilaku memainkan peranan penting dalam pemberlajaran. Hal itu didukung oleh teori Bandura yang mengembangkan model determinisem-resiprokal.
4.     Humanistik yaitu proses belajar di mana kita berusaha memahami perilaku seseorang dari sudut pelaku bukan pengamat.
·         Orientasi Belajar
1.      Teacher Center Learning
Teacher Centered Learning atau pengajaran berorientasi pada guru, pembelajaran ini mencakup pembuatan sasaran perilaku, analisis tugas dan mengembangkan taksonomi intruksional. Pengajaran ini berorientasi pada guru yang terstruktur, dimana guru mengatur dan mengontrol, mengharapkan kemajuan murid, memaksimalkan waktu murid untuk tugas-tugas akdemik, dan menekan sikap negative sampai ke tingkat minimum.
2.      Student Center Learning
Intruksi dan perencanaan Student Center Learning adalah pada siswa, bukan guru. Siswa bertugas untuk mengatur dan mengontrol jalannya proses belajar mengajar dan bentuk pembelajarannya adalah diskusi dan presentasi. Guru bertugas sebagai fasilitator.
·         Manajemen Kelas
Manajemen kelas adalah kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar yang efektif didalam kelas.
 III.                               III.    Objek Penelitian
            Objek observasi yang kami fokuskan disini adalah siswa, guru, dan konsep pembelajaran e-learning.
 IV.                                 IV.    Jadwal Pelaksanaan
           Hari                 :  Senin
           Tanggal           : 25 Mey 2013
           Pukul               : 11.00 WIB s/d selesai
    V.                           V.  Pelaksanaan
Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Obseravasi di SMAN 1 Medan
No
Waktu
Keterangan
1
10.00 WIB
Semua Anggota Kelompok berkumpul di sekolah SMAN 1 Medan
2
10.30-11.30
Melakukan observasi di kelas XI-2
3
13.00-14.00
Melakukan observasi di kelas XII IA - 3
 VI.                          VI.  Laporan Penelitian
a.       Kelas pertama
·         Mata pelajaran : sosiologi
·         Topik : perilaku menyimpang
·         Kelas : X-12
·         Jumlah murid : 22 orang
·         Teori belajar : Behavioristik dan humanistic
·         Motivasi : intrinsic dan ekstrinsik
·         Orientasi belajar : TCL dan SCL
·         Manajemen kelas : gaya auditorium

Hasil wawancara
Murid 1 / murid berprestasi di kelas
Nama : Dira Fitri – 15 tahun
Pertanyaan 1 : apakah di setiap mata pelajaran menggunakan konsep e-learning?
Jawab : tergantung guru. Ada yang pakai konsep e-learning, ada yang dengan ceramah, biasanya mata pelajaran eksakta.
Pertanyaan 2 : apakah setiap hari menggunakan laptop sebagai alat bantu belajar?
Jawab : hampir selalu, setiap ada tugas menggunakan laptop dan bantuan internet, terkadang digunakan di laboratorium
Pertanyaan 3: bagaimana pemahaman murid apabila menggunakan konsep e-learning?
Jawab : pemahaman nya baik dan efektif
Pertanyaan 4: manakah yang Anda pilih? Metode ceramah atau presentasi?
Jawab : ceramah untuk pelajaran eksak dan presentasi untuk pelajaran sosial
Murid 2 / ketua kelas
Nama : Pradipta – 16 tahun
Pertanyaan 1 : apakah di setiap mata pelajaran menggunakan konsep e-learning?
Jawab : tergantung guru. Ada yang pakai konsep e-learning, ada yang dengan ceramah, biasanya mata pelajaran eksakta.
Pertanyaan 2 : apakah setiap hari menggunakan laptop sebagai alat bantu belajar?
Jawab : hampir selalu, setiap ada tugas menggunakan laptop dan bantuan internet, terkadang digunakan di laboratorium
Pertanyaan 3 : bagaimana pemahaman murid apabila menggunakan konsep e-learning?
Jawab :  gak terlalu nyerap, tergantung mata pelajaran nya
Pertanyaan 4: manakah yang Anda pilih? Metode ceramah atau presentasi?
Jawab : ceramah untuk pelajaran eksak dan presentasi untuk pelajaran sosial
b.      Kelas Kedua
·     Mata pelajaran : Kimia
·         Topik : pembahasan soal-soal menjelang UAS
·         Kelas : XI-IA 3
·         Jumlah murid : 25 orang
·         Teori belajar : Behavioristik dan humanistic
·         Motivasi : intrinsic dan ekstrinsik
·         Orientasi belajar : TCL dan SCL
·         Manajemen kelas : gaya auditorium



Hasil wawancara
Murid 1
Nama : Putri -16 tahun
Pertanyaan 1 : apakah di setiap mata pelajaran menggunakan konsep e-learning?
Jawab :. Tidak, hanya mata pelajaran tertentu
Pertanyaan 2 : apakah setiap hari menggunakan laptop sebagai alat bantu belajar?
Jawab : tidak, biasanya hanya apabila ada tugas
Pertanyaan 3 : bagaimana pemahaman murid apabila menggunakan konsep e-learning?
Jawab : cukup baik untuk mata pelajaran non eksak
 Pertanyaan 4: manakah yang Anda pilih? Metode ceramah atau presentasi?
Jawab : metode ceramah
    VII.   Evaluasi
a.       Sebelum dilakukan observasi, anggota kelompok yaitu Harning (12-118) dan M.Zakhri (12-086) melakukan pengecekan ke lokasi yang dituju untuk melakukan penelitian.  Disana anggota kelompok melakukan pengecekan lokasi dan syarat apa yang harus dipenuhi untuk melakukan observasi dan pihak sekolah mengkonfirmasi bahwa kelompok dapat melakukan observasi di sekolah tersebut.
b.      Kegiatan observasi dilaksanakan pada pagi hari sampai dengan siang hari dimana kelompok memasuki kelas yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah .
c.       Wawancara dilakukan dengan mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada siswa apakah ada yang bersedia untuk diwawancara.
d.      Selama proses observasi berlangsung, anggota kelompok duduk di bangku belakang dan mengikuti jalannya proses belajar-mengajar.
e.       Masing-masing anggota kelompok melakukan tugasnya masing-masing dimana ada yang bertugas sebagai observer, dokumentasi, dan interviewer.
f.       Observasi yang dilakukan berjalan cukup baik dan data-data yang terkumpul dapat memenuhi tuntutan laporan hasil observasi.
D.    Rangkuman Hasil Observasi
1.      Rangkuman Menurut Kelompok
Konsep e-learning cukup efektif digunakan dalam system pembelajaran walaupun tidak semua mata pelajaran. Menurut siswa siswi, menggunakan cara ini merupakan fungsi kebutuhan yang mendukung system pembelajaran yang dapat membantu siswa-siswi dalam memahami pelajaran mereka. Ketika system ini sudah digunakan dalam semua sekolah atau menjadi standarisasi system pendidikan, akan jadi lebih baik aplikasi nya dalam proses belajar mengajar
2.      Rangkuman Menurut Pandangan Pribadi
Pembelajaran melalui e-learning mungkin bagi beberapa sekolah di kota-kota besar sudah tidak asing lagi. Tidak dapat dipungkiri, dalam beberapa kesempatan konsep ini sangat membantu siswa untuk menyerap pembelajaran dengan lebih baik, maupun guru yang menerangkan juga akan lebih mudah lagi. Apa lagi jika memang, konsep e-learning ini di dampingi dengan penjelasan yang baik oleh guru mata pelajarannya bukan hanya sekedar berpendirian pada e-learning, maka hasil pembelajaran akan lebih baik.
E.     Testimoni tentang perencanaan dan proses observasi dari masing-masing anggota kelompok
      M.zakhri harahap12-086 : beberapa sekolah seharusnya sudah menggunakan system ini karena menurut saya cukup efektif untuk membantu proses belajar mereka
santa 12-106 : menggunakan system e-learning ini cukup efektif dan lebih variatif
harning 12-118 : konsep ini cukup baik untuk dijadikan standarisasi proses belajar
Claudia 12-120: konsep e-learning mulai memasuki tahap kebutuhan dalam suatu fasilitas yang penting saat melangsungkan proses pembelajaran
Miranti 12-124 : pembelajaran ini memungkinkan siswa jadi lebih aplikatif dan menumbuhkan rasa percaya diri saat mereka harus berperan menjadi tim penyaji yang menggunakan bahan materi menggunakan konsep e-learnin. Contoh nya presentasi .

Jumat, 26 April 2013

Pendidikan Anak Usia Dini, Bermain Sambil Belajar



Pendidikan Anak Usia Dini 

Pendidikan anak usia dini atau yang sering disebut dengan PAUD dimasa kini sangat penting bagi perkembangan anak-anak pada generasi sekarang, khususnya di usia 0 sampai dengan 6 tahun, yang mana pada umur ini seperti yang kita tahu sering disebut masa Golden Age. Hal ini sangat penting untuk perkembangan anak khususnya dalam perkembangan perilaku, bakat, pengetahuan pada anak. Pada masa Golden Age tersebut anak sangat peka dengan segala sesuatu dilingkungannya. Apabila lingkungan mengajarkan hal yang positif mengarah ke perilaku yang membuat anak terdidik dengan baik, maka anak akan terbentuk baik pila pola pendidikan dan perilakunya.
Pendidikan anak prasekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin seumur hidup. PAUD ada di Indonesia sejak tahun 2001, namun PAUD baru dinyatakan secara sah pada tahun 2003.


Ada 3 jalur Pendidikan Anak Usia Dini, Formal, non-Formal dan Informal.
 




Tujuan PAUD






Belajar Sambil Bermain

  
 

Cara seperti ini sangat cocok bila ditujukan pada anak usia dini, karena pada umumnya anak pada usia ini sangat suka bermain. Cara ini akan lebih berkesan dalam memori otak anak-anak untuk perkembangan pengetahuannya karena pada usia dini adalah masa-masa perkembangan memori otak sangat pesat. Bermain merupakan cara yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan anak usia dini sesuai dengan kompetensinya. Melalui bermain, anak memperoleh dan memproses informasi mengenai hal-hal baru dan berlatih melalui keterampilan yang ada. Bermain disesuaikan dengan perkembangan anak. Permainan yang digunakan pada pendidikan anak usia dini adalah merupakan permainan yang mampu merangsang kreativitas anak dan menyenangkan. Untuk itu bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain merupakan prinsip pokok dalam pembelajaran pada pendidikan anak usia dini. Seperti kata Seto Mulyadi (2006) psikolog anak, menjelaskan bahwa anak adalah anak, anak bukan manusia dewasa mini, karena itu metode pembelajaran terhadap anak harus disesuaikan dengan perkembangannya.

Dunia anak adalah dunia bermain. Pada dasarnya anak senang sekali belajar, asal dilakukan dengan cara-cara bermain yang menyenangkan. Anak-anak senantiasa tumbuh dan berkembang. Mereka menampilkan ciri-ciri fisik dan psikologis yang berbeda untuk tiap tahap perkembangannya. Masa anak-anak merupakan masa puncak kreativitasnya, dan kreativitas mereka perlu terus dijaga dan dikembangkan dengan menciptakan lingkungan yang menghargai kreativitas yaitu melalui bermain. Oleh karena itu, pendidikan pada anak usia dini yang menekankan bermain sambil belajar dapat mendorong anak untuk mengeluarkan semua daya kreativitasnya. Seluruh potensi kecerdasan anak akan berkembang optimal apabila disirami suasana penuh kasih sayang dan jauh dari berbagai tindak kekerasan, sehingga anak-anak dapat bermain dengan gembira. Oleh karena itu, kegiatan belajar yang efektif pada anak dilakukan melalui cara-cara bermain aktif yang menyenangkan, dan interaksi pedagogis yang mengutamakan sentuhan emosional, bukan teori akademik.